TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika mengutarakan sejumlah persoalan investasi di Indonesia. “Situasi ekonomi nasional yang selalu kita bicarakan sebetulnya kata kuncinya itu investasi,” ujar Erani dalam diskusi virtual pada Selasa, 21 Juli 2020.
Sedikitnya Erani menyebutkan ada lima masalah terkait investasi di Indonesia yang patut diantisipasi:
1. Modal yang Terbatas (saving-invesment gap)
Erani menjelaskan, secara umum percepatan pembangunan ekonomi digerakkan oleh investasi yang berfungsi sebagai tulang punggung. Namun, negara berkembang biasanya terkendala oleh modal yang terbatas (saving-invesment gap) sehingga investasi tak dapat dipacu dengan cepat.
Selain itu, kelangkaan modal itu ditutup dengan utang atau investasi asing sehingga membebani anggaran negara dan mengurangi alokasi untuk kepentingan lain. Walhasil, Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi alternatif subsidi utang.
Dalam hal ini, menurut Erani, PMA punya risiko yang tak sederhana. Ia lalu mencontohkan sejumlah risiko seperti mengurangi penguasaan ekonomi domestik, repatriasi, dan mampu menyebabkan instabilitas ekonomi (khususnya investasi portofolio).
2. Penggunaan Pendekatan Investasi Ekstraktif
Masalah lainnya, menurut Erani, adalah investasi di Indonesia yang kebanyakan masih menggunakan pendekatan ekstraktif yang berorientasi kepada eksploitasi sumber daya ekonomi dan alam.